Studi Baru Ditemukan Logam Beracun di Rokok Elektrik Vapor bisa Menyebabkan Kerusakan Otak dan Kanker.
Vaping mungkin membantu Anda berhenti merokok, tetapi tidak seaman yang Anda pikirkan.
Menurut sebuah penelitian baru-baru ini yang dilakukan di Sekolah Kesehatan Masyarakat John Hopkins Bloomberg
Para ilmuwan menemukan kandungan logam beracun dari kumparan pemanas rokok elektrik (vapor) yang menghasilkan uap dari cairan yang mengandung nikotin.
Rokok Elektrik biasanya menggunakan baterai untuk memanaskan kumparan (coil) yang selanjutnya untuk memanaskan kapas yang dipenuhi cairan liquid.
Panas tersebut menghasilkan aerosol, yang merupakan campuran uap dan tetesan kecil yang terbentuk dari e-liquid.
Vapor Bahaya?
Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa rokok elektrik menghasilkan beberapa logam beracun
- timbal
- kromium
- mangan
- nikel
inhalasi kronis yang dapat merusak paru-paru, hati, otak dan bahkan dapat menyebabkan kanker.
Pablo Olmedo peneliti di Bloomberg School, tim ilmuwan menguji 15 logam dalam sampel liquid vapor, aerosol dan dalam tangki vapor.
Mereka menemukan sedikit kandungan logam dalam tabung liquid.
jumlah logam beracun yang jauh lebih besar didapatkan pada e-liquid yang terdapat pada koil pemanas di dalam RDA/RDTA.
Kontaminasi logam bahkan terbawa ke aerosol yang dihasilkan dengan memanaskan e-liquid.
Hasil Penelitian
Para ilmuwan menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi logam beracun antara pengisian tangki liquid dan aerosol hampir pasti berasal dari koil, yang biasanya terdiri dari nikel, kromium dan beberapa logam lainnya.
Studi ini juga menemukan bahwa hampir 50% sampel aerosol memiliki konsentrasi timbal lebih tinggi daripada yang didefinisikan oleh Environmental Protection Agency (EPA). Namun, sumbernya masih menjadi misteri.
Penelitian juga tidak dapat mengidentifikasi bagaimana logam masuk ke e-liquid dari koil. “Kami belum tahu apakah logam secara kimia melindas dari kumparan atau menguap ketika dipanaskan,” kata Ana MarĂa Rule, seorang asisten ilmuwan di Departemen Kesehatan Lingkungan dan Teknik di Bloomberg School.
Para peneliti, bagaimanapun, menemukan bahwa gulungan baru dalam rokok elektrik menghasilkan konsentrasi logam aerosol yang lebih tinggi.
Vaping semakin populer di kalangan remaja, orang dewasa muda, dan perokok yang ada yang ingin berhenti merokok.
Liquid Vapor ini termasuk murah dan tidak menyebabkan iritasi pada tenggorokan dan paru-paru, tetapi pengguna juga memiliki pilihan untuk memilih dari berbagai macam rasa dan kekuatan nikotin.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa beberapa rasa liquid mengandung racun yang merusak sel, dan penelitian baru ini menambah bukti bahwa vaping tidak sepenuhnya aman.
Akan tetapi saya sendiri masih suka ngeVape, Soal hehidupan, kita pasrahkan saja sama yang di Atas. Salam Ngebuul Joss. ^ ^